NIKMAT DAN ADZAB RUH

النـَّعِيمُ وَاِنْ تنَوَّعَتْ مظَاهِرُهُ انماَ هُوَ بِشُهُودِهِ واقتِرَابهِ . والعذاَبُ واِنْ تنَوَّعَتْ مظَاهِرُهُ انماَ هُوبَِجُودِحجابهِ فَسَببُ العذابِ وُجودُ الحجابِ واتمامُ النـَّعِيْمِ بِاالنـَّظَرِ الىٰ وَجْهِهِ الكَريمِ
“ Nikmat itu meskipun bermacam-macam bentuk dan tempat lahirnya, itu semua hanya disebabkan karena melihat dan dekat dengan Alloh, demikian pula siksa walaupun beraneka macam bentuk dan tempat lahirnya itu hanya karena terhijabnya dari Alloh, maka sebabnya siksa itu karena adanya hijab, dan sempurnanya nikmat yaitu melihat kepada Dzat Alloh yang maha mulia.”

  Sesungguhnya nikmat yang hakiki itu ketika seorang hamba melihat dzat Alloh, dan adzab yang hakiki yaitu bila seseorang terhijab dari Alloh. Alloh berfirman : “Beberapa wajah manusia kelak berseri-seri, dapat melihat wajah Tuhannya.
 Seorang Hamba bisa melihat Alloh didunia ini dengan mata hati(bashiroh), dan besok di akhirat dengan mata kepala. Nikmat melihat Alloh itu sebesar-besarnya nikmat yang tiada bandingnya, sehingga ketika manusia disurga ditanya oleh Tuhan : Apakah yang kamu rasa masih kurang, dan yang akan kamu minta?  Jawab mereka : kami sudah puas, dan tidak ada keinginan untk meminta apa-apa lagi, tiba-tiba Alloh membuka hijab untuk bisa melihat wajah/Dzat Alloh, maka saat itulah mereka merasa tidak ada nikmat yang lebih besar daripada melihat Dzat Alloh.

ماتجدُالقـُلُوبُ منَ الهُمُومِ والاَحزاَنِ فَلا َجْلِ ما مُنِعْتَ منوجودِالعيانِ
“ Semua yang dirasakan oleh hati dari berbagai macam kerisauan dan kesusahan, itu semata-mata karena masih tertahan belum dapat melihat (musyahadah) kepada Alloh.”

  Seumpama hati manusia bisa melihat/musyahadah kepada Alloh tentulah tidak ada rasa susah dan risau.
 Sebagaiman kisah sayyidina Abu Bakar ketika berada digua tsur bersama Rosululloh, saat dikejar oleh kafir quraisy, Abu Bakar merasa risau dan sedih hati, Rosululloh mengingatkan :

 يا ابا بكر ماظَنّـُك باثنينِ اللهُ ثالثهما
“ Hai  Abu Bakar,Apakah kau mengira kita ini berdua, Alloh yang ketiga.”

Alloh berfirman : 
لاتحزَنْ انَّ اللهَ معَناَ
“Jangan susah/risau, sesungguhnya Alloh besert kita.”

Pada saat itu Abu Bakar berada di maqom Yaqin, tapi belum Syauhud, maka Rosullulloh menunjukkan bahwa Maqom Syuhud itu diatas maqom Yaqin.

 Syeih As-Syblyi ra. Berkata : siapa yang benar-benar mengenal (makrifat) kepada Alloh, tidak akan ada risau dan kesusahan selama-lamanya.

Alloh berfirman :
الاَ  اِنَّ اولياءَاللهِ لا خوفٌ عليهِمْ ولاهُمْ يَحْزَنـُونَ
“ Ingatla, sesungguhnya para waliyulloh itu tidak ada rasa takut dan tidak merasa berduka cita/susah.”

مِن تـَماَم النِّعْمةِ عليكَ ان يَرْزُقَكَ ما يكفيكَ ويَمْنعُكَ ما يُطغِيكَ
“Sebagian dari sempurnanya nikmat bagimu, jika Alloh memberi rizki yang cukup  kepadamu,  dan menahan daripadamu apa yang dapat menyesatkan kamu.”

   Sempurnanya nikmat dari Alloh kepada hambanya yitu apabila Alloh memberi kecukupan rizqi sehingga tidak bergantung pada selain Alloh, yakni merasa cukup dengan semua pemberian Alloh (al-Ghina billah).baik urusan kemanusiaan yang berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal. Dan urusan keruhanian yang berupa ilmu, amal dan makrifat billah.  Dan menahan /menjaga dari perkara yang menjadikan tersesat sehingga melupakan Alloh. Itulah nikmat yang sempurna.

 Rosululloh bersabda : “sedikitnya rizki yang cukup itu lebih baik dari pada rizki yang banyak yang melalikan/menyebabkan lupa kepada Alloh.  Rosululloh juga bersabda : Bukannya kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sesungguhnya ialah kaya hati/tenagnya jiwa. Sabda Rosululloh : Sebaik-baiknya Dzikir itu yang tersembunyi (dalam hati), dan sebaik-baiknya rizki itu yang mencukupi”

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "NIKMAT DAN ADZAB RUH"

Posting Komentar